Sejarah Desa

Seluk-Beluk Desa Padangan

Siapa yang tak kenal Bali ? Pulau Seribu Pura ini rasanya bukan tempat yang asing lagi di seluruh pelosok dunia. Bukan tanpa alasan para pelancong datang ke Bali. Ya, memang benar. Banyak yang bisa dibanggakan dari sebuah Bali. Itu bukan bangunan mewah seperti Jakarta, bukan pula model baju yang kekinian seperti Paris. Sama sekali bukan seperti itu. Lalu, seperti apa yang menjadi magnet sehingga Bali banyak memikat para pengunjung? Benar, daya tarik Bali hanya sederhana, yaitu kebudayaan yang tidak diemukan di tempat lain. Selain itu, yang bisa dibanggakan dari Bali, yaitu masih banyak terdapat desa-desa yang asri. Di berbagai pelosok Bali, banyak ditemui desa kecil yang nyaman dan jauh dari kebisingan kota. Desa Padangan, misalnya.
Desa Padangan merupakan  salah satu dari 14 Desa  yang terdapat di Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan.  Desa Padangan merupakan Desa yang terletak di Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali. Desa ini merupakan Pemekaran dari Desa Batungsel pada tahun 2003. Desa Padangan terdiri atas 5 Buah Dusun/Banjar yaitu Padangan Kaja, Kangin, Kawan, Kelod, dan Dauh Tukad. Dilihat secara geografis Desa Padangan mempunyai batas – batas wilayah tertentu dengan desa – desa lain disekitarnya.
Batas – batas tersebut adalah sebagai berikut :

   Di sebelah Utara : Desa Batungsel
   Di sebelah Timur : Desa Sanda
   Di sebelah Selatan : Desa Kebon Padangan
   Di sebelah Barat : Desa Pujungan dan Pajahan
Desa Padangan terletak di ketinggian ± 650 – 850 meter di atas permukaan laut. Ketinggian tersebut menjadikan desa Padangan memiliki  hawa yang sejuk dan juga mempengaruhi mata pencaharian penduduknya. Dari luas Desa Padangan, sebagian besar wilayahnya merupakan tanah perkebunan dan tanah hutan.  Tingkat kesuburan tanah yang cukup baik dimanfaatkan oleh penduduk untuk lahan perkebunan dan pertanian. Lahan perkebunan sebagian besar ditanami coklat, kopi, manggis, durian, dan sebagian kecil lahan sawah. Selain mata pencaharian dari hasil kebun dan sawah, masyarakat Desa Padangan juga mengaandalkan hasilnya dari berternak, seperti sapi, kambing, ayam dan babi.  
Dalam pembangunan Desa Padangan dan upaya pengembangan potensi desa  tersebut tentu tidak lepas dari penduduk desa setempat. Jumlah penduduk yang besar tidak selalu memberikan pengaruh positif terhadap pembangunan apabila  tidak diimbangi dengan peningkatan sumber daya manusia (SDM) nya, tentu akan menjadi beban pembangunan.  Mata pencaharian pokok penduduk Desa Padangan sebagian besar merupakan petani, buruh tani, maupun peternak, namun ada juga penduduk yang mata pencahariannya sebagai buruh atau swasta, pegawai negeri, pengrajin, pedagang, montir maupun dokter.  
Layaknya  sebuah desa adat di Bali, di Desa Padangan juga tidak terlepas dari adanya organisasi kemasyarakatan. Desa Padangan  memiliki organisasi kemasyarakatan seperti Sekaa Truna-Truni, dan Karang Taruna.  Sekaa Truna-Truni yang ada di Desa Padangan ini terdiri dari Sekaa Truna-Truni Pratisena Ardhani Nararya dan Sekaa Truna-Truni Yowana Utsaha Uthama. Meskipun usia kedua organisasi ini dapat dibilang  masih muda, namun keduanya sangat memberikan sumbangan yang positif bagi kemajuan desanya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar